Di pelataran masjid Nabawi musim haji 1426 Hijriyah, saat itu aku bersama istri serta rombongan haji dari Palembang tengah melihat kubah hijau yang menjadi salah satu area eksotis Masjid Nabawi,
amat eksotis serta menggetarkan pasal disitulah rumah Rosululloh SAW, di daerah itulah Raudhoh terhampar, sepetak tanah yang diatasnya wahyu paling banyak turun, sepetak tanah yang akan kita temui di surga kelak, subhanalloh
Disuasana yang hening itulah seketika perhatian aku tertumpu terhadap serombongan jamaah haji Indonesia, diantara mereka nampak seorang laki-laki yang dengan penuh kemesraan memaksa kursi
roda. Diatas kursi roda itu, seorang wanita, istrinya, terlihat tersenyum menatap suasana keindahan Masjid Nabawi Saya dengan cepat menghamprinya serta mengucapkan salam, dengan ramah,
sepasang suami istri dari Surabaya itu menyambut salam kami serta kamipun terlibat pembicaraan singkat tetapi amat intens. Pertemuan pun diakhiri dengan saling mendoakan
Saya melihat suami yang sholeh itu memaksa kursi roda, memutari Masjid Nabawi. tak berasa mata ini basah serta doapun terucap: Ya Alloh, muliakanlah keduanya serta jadikanlah keduanya menjadi pasangan yang saling mencintai serta saling membahagiyakan, hingga kelak mereka bertemu didalam syurga Mu
Disaat yang lain disebuah ruang perawatan disebuah rumah sakit di Bandung. aku diundang buat membagikan semangat kepada seorang ibu yang menderita kanker. Ibu dua orang anak itu sudah
melewati KEMOTERAPI, sesuatu sistem yang akhirnya tak gampang buat diterima. Rambutnya rontok, indera pengecapnya hilang,sekujur badan berasa sakit
Ketika aku berbincang dengan ibu itu, suaminya mendampirinya dengan penuh kasih. Menggenggam tanganya, serta sesekali menguatkan hati istrinya dengan kata-kata yang meberikanya semangat. bila
itu sedang dilaksanakan suaminya, sang istri menatapnya dengan tatapan yang penuh kasih, seakan mengucap ribuan kata terima kasih yang tidak terucapkan atas kesetiaan suaminya yang sudah menemaninya melawan kanker, bertahun-tahun lamanya
Ketika akhirnya aku pamit, suaminya memberi pilihan diri buat mengantarkan, aku bersedia pasal kebetulan tak membawa kendaraan serta aku sesegera mungkin dengan cepat ke sesuatu pengajian di area Sukaluyu di Bandung
Diadalam mobil aku mendengar sebanyak cuarahan hati dari suami yang sholeh itu. Malam-malam ketika istrinya mengalami kesakitan yang amat luar biasa ialah malam yang amat mencekam. Belum
lagi saat-saat dimana iapun sesegera mungkin menenangkan kedua anaknya yang dibayang-bayangi kematian ibunya yang dapat datang tiap saat.
"Saya cuma memohon kepada Alloh supaya aku kuat melawan seluruh ini, aku amat sayang kepada istri serta anak-anak saya" kata seorang suami yang sholeh itu bersetara dengan menjabat erat tangan saya
Sesaat setelah itu mobilnya menghilang ditengah kegelapan malam
Allohu akbar, yang Maha Besar sudah menghadirkan misal kepad saya, suami-suami yang sholeh serta begitu tabah
Suami-suami yang bikin aku cemburu, pasal kesholehan serta ketabahanya
Robbanaa hablanaa min azwajinaa wazurriyatinaa qurroa taayuun waj'alnaa. lil muttaqiina imaama
Ya Alloh, bahagiakanlah kami beserta pasangan kami serta anak-anak dan keturunan kami, jadikanlah mereka pemimpin bagi kaum yang berqwa
Budi Prayitno
[islamedia]